Rabu, 21 November 2012

aku dan para penghalang

aku bingung,

terkadang, aku berpikir. tentang apa yang sedang kualami saat ini, tidak jauh berbeda dengan apa yang mereka alami.

terkadang, aku juga ingin berhenti. tapi melihat apa yang sudah kukorbankan dan kuperjuangkan selama ini, rasanya tidak pantas bila aku memiliki sifat yang mudah menyerah. dan lagi,, aku seharusnya berhak mendapatkan apa yang memang seharusnya aku dapatkan.

tapi, apakah kalian akan berpikiran sama ? bila kalian berada dalam posisi yang tidak jauh berbeda dengan aku? disaat kalian sedang berjuang, bahkan hanya untuk sedikit lirikan matanya, dia sama sekali tidak menganggap kita ada ?

dan kenapa, sampai saat ini, aku masih belum mengerti, mengapa aku masih salah salah mengartikan pandangan dan senyumannya. dalam kurun waktu yang selama ini, aku seharusnya tahu, untuk siapa dia menunjukan senyumnya, aku bodoh.

dia, telah membuat aku percaya, bahwa harapan itu nyata. pasti ada. sekecil apapun, dia telah membuat aku percaya. tentang manisnya hari hariku bila kulalui dengan senyuman. dia, satu bagian kecil yang sangat penting untuk hidupku. dia memberiku tawa, memberiku perasaan yang bahkan einstein saja tidak dapat mengungkapkan dalam rumus ilmiahnya.

tadinya, aku berfikir, aku dan dia pasti akan bersatu. hanya masalah waktu. tadinya,

sampai aku sadar, selama ini aku berlari tanpa melihat ke depan. samapai kusadari, penghalang itu telah menanti. tersenyum mengejek kearahku. menunggu untuk dikalahkan, dan penungguannya mungkin akan sia sial, karna dia selalu menang.

berkali kali, kucoba untuk menerobos penghalang, kupaksakan untuk berlari dengan tetap tersenyum. dia tidak boleh tau, aku sedang berjuang melewati semua penghalang itu. dia tidak boleh tau, bahwa senyum yang kutunjukan hanya sandiwara penutup luka. dia tidak boleh sampai tau, aku selalu berjuang sendirian. jangan. dia tidak boleh tau

segelintir telah kulalui, namun penghalang itu makin besar. aku memperlambat langkahku, sejenak. aku tidak akan berhenti. tekadku makin mengendur. penghalang makin dekat. dan semakin dekat dia menghadapku, semakin besar dan menakutkan ia

aku bingung,

haruskah aku menghentikan semua ini? pertanyaan yang belum aku temukan jawabannya sampai saat aku mengetikkan kalimat ini. dengan semua luka sayat ini, akankah aku sanggup ? menerobos sebuah penghalang butuh kekuatan. aku lemah, akankah aku mampu?

aku melihat kebelakang, hasil jerih payahku selama ini. pengorbanan yang telah aku lakukan, berimbas semua luka. meski perih aku tetap lakukan. dada semakin sesak. aku masih terus berlari. dengan kosentrasi yang bahkan hampir hilang. aku melihatnya, dia. sedang berdiri, menunggu diujung jalan. dan tersenyum. Dan aku tak tahu kepada siapa senyum itu ditujukan, kepadaku ? kepada penghalang itu ?

aku butuh kekuatan lagi, tanpa kusadari, semua harus disudahi. ini tidak baik. aku hanya seorang manusia biasa, bukan seorang superhero yang mampu menghancurkan mereka

dari semuanya, aku belajar untuk realistis. ternyata ada harapan yang tak mungkin. ada harapan yang benar benar tidak ada. kamu telah mengajariku sesuatu yang salah, dan kamu harus bertanggung jawab atas semuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar