Senin, 01 Juli 2013

Surat Kaleng



Listen Dear,

“ Bukan karena terpaksa, aku terbiasa tertawa karena kamu.
Bukan karena terganggu, aku hanya terbiasa memikirkan kamu.
I thought i never gonna falling love. But I’m in love. Cause I wanna love you baby.”

Haha. Sepenggal lagu dari IU mengiringi hujan sore ini. Setetes demi setetes mengantarkan pikiran ini melayang lebih tinggi lagi. Apa yang sedang kamu lakukan? Apakah kamu juga memikirkan hal yang sama denganku. Atau kamu sedang memikirkanku? Ah. Bodoh haha.
Aku harus mulai dari mana ya? Oh iya. Berapa lama kita telah bersama ? Entahlah, aku pikir hanya satu jam. Percaya deh, waktu cepat banget berlalu. Tahu tahu kita sudah akan berpisah. Aku masih ingat semua memori tentang kamu, kalian dan kita. Tersusun rapi dan kalau aku bosan, aku tinggal masuk ke dalam khayal dan menonton kembali kenangan itu. Sungguh tontonan yang sangat bagus. Aku bahkan mengulang ulang berkali kali. Aku seperti terbang kembali ke masa lalu. Begitu manis.
Teman, tidakkah kau menyadarinya?
Ada cerita yang aku rangkai untuk kamu. Keceriaan, Kebahagiaan, Kepedihan, Kemarahan, Kekecewaan. Mana yang akan kau baca terlebih dahulu? Kalau aku sih, mungkin akan mengenang yang senang senang dulu, tapi, setelah melihat yang lainnya, aku berpikir ulang.

Maaf.

Kalau kamu pernah marah. Karna sesuatu yang telah kuperbuat. Aku tidak berusaha membuat kamu tidak nyaman. Aku selalu membuat kamu dekat denganku. Aku hanya berusaha agar kamu tidak berada terlalu jauh. Karna jika aku kesepian, dan kehabisan cerita, aku bisa membuatnya lagi bersamamu. Kita bisa menerbitkan buku baru. Judul baru. Aku hanya ingin mengekspresikan perasaan ini.
Karna sebenarnya aku kesal.
Harus dengan apa aku menunjukan kepadamu kalau aku sedang kesal.?
Bagaimana caranya agar kamu tahu aku membutuhkanmu ?
Harus bagaimana lagi aku harus bersikap dihadapanmu?

Bagaimana jadinya kalau kamu pergi? Aku terlalu terbiasa senang karenamu. Aku terlalu terbiasa mengejek dan bergurau denganmu. Kamu pasti tahu itu kan?
Bagaimana dengan kamu? Apakah pernah sesekali aku melintasi pikiranmu? Yah, syukur kalau aku pernah diam di khayalmu. Lewat saja tidak apa apa deh. Apakah aku pernah penting buat kamu? Apakah kamu pernah memperjuangkan aku? Apakah kamu pernah mengorbankan sesuatu buat aku? Aku tidak memaksa, aku hanya ingin sesuatu diungkapkan dengan jujur. Aku ingin tahu semuanya tentang kamu. Aku ingin mengenal kamu lebih dan lebih jauh lagi. Aku tidak takut kalau nanti aku akan jatuh dan terluka.

Aku tidak bilang kalau aku menyukaimu. Aku hanya terbiasa dengan kamu.
Aku mungkin sangat ekstrim. Tapi aku hanya ingin mengungkapkan apa yang selama ini aku pendam. Aku tidak tahu kalau kamu sudah menyiapkan sebuah buku untuk ditulis bersama dengan salah satu dari kami. Aku tidak menyesal. Aku punya setumpuk buku dengan banyak nama kamu didalamnya. Aku penasaran, dengan siapa kamu akan menulis namamu di dalam bukumu.


Sampai bertemu lagi

Anonymous

Tidak ada komentar:

Posting Komentar