Listen Dear,
“ Bukan
karena terpaksa, aku terbiasa tertawa karena kamu.
Bukan
karena terganggu, aku hanya terbiasa memikirkan kamu.
I
thought i never gonna falling love. But I’m in love. Cause I wanna love you
baby.”
Haha. Sepenggal lagu dari IU mengiringi hujan
sore ini. Setetes demi setetes mengantarkan pikiran ini melayang lebih tinggi
lagi. Apa yang sedang kamu lakukan? Apakah kamu juga memikirkan hal yang sama
denganku. Atau kamu sedang memikirkanku? Ah. Bodoh haha.
Aku harus mulai dari mana ya? Oh iya. Berapa
lama kita telah bersama ? Entahlah, aku pikir hanya satu jam. Percaya deh,
waktu cepat banget berlalu. Tahu tahu kita sudah akan berpisah. Aku masih ingat
semua memori tentang kamu, kalian dan kita. Tersusun rapi dan kalau aku bosan,
aku tinggal masuk ke dalam khayal dan menonton kembali kenangan itu. Sungguh
tontonan yang sangat bagus. Aku bahkan mengulang ulang berkali kali. Aku
seperti terbang kembali ke masa lalu. Begitu manis.
Teman, tidakkah kau menyadarinya?
Ada cerita yang aku rangkai untuk kamu.
Keceriaan, Kebahagiaan, Kepedihan, Kemarahan, Kekecewaan. Mana yang akan kau
baca terlebih dahulu? Kalau aku sih, mungkin akan mengenang yang senang senang
dulu, tapi, setelah melihat yang lainnya, aku berpikir ulang.
Maaf.
Kalau kamu pernah marah. Karna sesuatu yang
telah kuperbuat. Aku tidak berusaha membuat kamu tidak nyaman. Aku selalu
membuat kamu dekat denganku. Aku hanya berusaha agar kamu tidak berada terlalu
jauh. Karna jika aku kesepian, dan kehabisan cerita, aku bisa membuatnya lagi
bersamamu. Kita bisa menerbitkan buku baru. Judul baru. Aku hanya ingin
mengekspresikan perasaan ini.
Karna sebenarnya aku kesal.
Harus dengan apa aku menunjukan kepadamu kalau
aku sedang kesal.?
Bagaimana caranya agar kamu tahu aku
membutuhkanmu ?
Harus bagaimana lagi aku harus bersikap
dihadapanmu?
Bagaimana jadinya kalau kamu pergi? Aku
terlalu terbiasa senang karenamu. Aku terlalu terbiasa mengejek dan bergurau
denganmu. Kamu pasti tahu itu kan?
Bagaimana dengan kamu? Apakah pernah sesekali
aku melintasi pikiranmu? Yah, syukur kalau aku pernah diam di khayalmu. Lewat
saja tidak apa apa deh. Apakah aku pernah penting buat kamu? Apakah kamu pernah
memperjuangkan aku? Apakah kamu pernah mengorbankan sesuatu buat aku? Aku tidak
memaksa, aku hanya ingin sesuatu diungkapkan dengan jujur. Aku ingin tahu
semuanya tentang kamu. Aku ingin mengenal kamu lebih dan lebih jauh lagi. Aku
tidak takut kalau nanti aku akan jatuh dan terluka.
Aku tidak bilang kalau aku menyukaimu. Aku
hanya terbiasa dengan kamu.
Aku mungkin sangat ekstrim. Tapi aku hanya
ingin mengungkapkan apa yang selama ini aku pendam. Aku tidak tahu kalau kamu
sudah menyiapkan sebuah buku untuk ditulis bersama dengan salah satu dari kami.
Aku tidak menyesal. Aku punya setumpuk buku dengan banyak nama kamu didalamnya.
Aku penasaran, dengan siapa kamu akan menulis namamu di dalam bukumu.
Sampai
bertemu lagi
Anonymous
Tidak ada komentar:
Posting Komentar